Jumat, 11 Juli 2008

First Love as Last Love

Sejak semula, keluarga dari si gadis tidak menyetujui hubungannya dengan sang pemuda. Mereka mengajukan alasan mengenai latar belakang keluarga, bahwa jika si gadis memaksa terus bersama dengan sang pemuda,dia akan menderita seumur hidupnya…. .Karena tekanan dari keluarganya, si gadis jadi sering bertengkar dengan pacarnya. Gadis itu benar2 mencintainya, dan dia terus-menerus bertanya, “Seberapa besar kamu mencintaiku? “

Sang pemuda tidak begitu pandai berbicara, dia selalu membuat si gadis marah. Dan komentar-komentar dari orangtuanya membuatnya bertambah kesal.Sang pemuda selalu menjadi sasaran pelampiasan kemarahannya. Dan sang pemuda selalu membiarkannya melampiaskan kemarahannya kepadanya… .

Setelah beberapa saat, sang pemuda lulus dari perguruan tinggi. Ia bermaksud meneruskan kuliahnya ke luar negeri, tapi sebelum dia pergi, dia melamar gadisnya, “Saya tidak tahu bagaimana mengucapkan kata2 manis, tapi saya tahu bahwa saya mencintaimu. Jika kamu setuju, saya ingin menjagamu seumur hidupmu. Mengenai keluargamu, saya akan berusaha keras untuk meyakinkan mereka agar menyetujui hubungan kita. Maukah kamu menikah denganku?”

Si gadis setuju, dan keluarganya setelah melihat usaha dari sang pemuda, akhirnya merestui hubungan mereka. Sebelum pemuda itu berangkat,mereka bertungan terlebih dahulu. Si gadis tetap tinggal di kampunghalaman dan bekerja, sementara sang pemuda meneruskan kuliahnya di LN…..

Mereka melanjutkan hubungan mereka melalui surat dan telepon. Kadang-kadang timbul kesulitan, tapi mereka tidak menyerah terhadap keadaan. Suatu hari, dalam perjalanan ke tempat perhentian bis sepulang dari kerja,si gadis tertabrak mobil hingga tak sadarkan diri. Ketika siuman, dia melihat kedua orangtuanya dan menyadari betapa beruntungnya dia dapat selamat.

Melihat air mata orangtuanya, dia berusaha untuk menghibur mereka. Tetapidia menemukan… bahwa dia tidak dapat berbicara sama sekali. Dia bisu….. Menurut dokter kecelakaan tersebut telah mencederai otaknya, dan itu menyebabkannya bisu seumur hidupnya. Mendengar orangtuanya membujuknya, tapi tidak dapat menjawab sepatah kata pun, gadis tersebut pingsan… Sepanjang hari hanya dapat menangis dan membisu…

Ketika akhirnya dia boleh pulang dari RS, dia mendapati rumahnya masih seperti sedia kala. Hanya jika telepon berdering, dia menjadi pilu.Dering telepon telah menjadi mimpi terburuknya. Dia tidak dapatmemberitakan kabar buruk tersebut kepada pacarnya dan menjadi bebannya.Dia menulis sepucuk surat untuknya, memberitahukan bahwa dia tdk maulagi menunggunya.
Hubungan antara mereka sudah putus, bahkan dia mengembalikan cincinpertunangan mereka. Mendapat surat dan telepon dari si pemuda, dia hanyabisa menitikkan air mata…

Ayahnya tidak tahan melihat penderitaannya, dan memutuskan untuk pindah. Berharap bahwa dia dapat melupakan segalanya dan menjadi lebih bahagia…

Pindah ke tempat baru, si gadis mulai belajar bahasa isyarat. Dia berusaha melupakan sang pemuda…

Suatu hari sahabatnya memberitahukanbahwa pemuda itu telah kembali dan mencarinya ke mana-mana. Dia meminta sahabatnya untuk tidak memberitahukan di mana dia berada dan menyuruh pemuda tsb. untuk melupakannya. …

Lebih dari setahun, tidak terdengar lagi kabar pemuda itu sampai akhirnya sahabat si gadis menyampaikan bahwa sang pemuda akan menikah dan menyerahkan surat undangan. Dia membuka surat undangan itu dengan hati pedih, dan menemukan namanya tercantum dlm undangan. Sebelum dia sempat bertanya kepada sahabatnya, tiba-tiba sang pemuda muncul di hadapannya.


Dengan bahasa isyarat yang kaku, ia menyampaikan bahwa…. Aku telah menghabiskan waktu lebih dari setahun untuk mempelajari bahasa isyarat,agar dapat memberitahukan kepadamu bahwa aku belum melupakan janji kita, berikan aku kesempatan, biarkan aku menjadi suaramu.
“I L O V E Y O U”

Melihat bahasa isyarat tersebut, dan cincin pertunangannya. … Si gadis akhirnya tersenyum bahagia.

Perlakukan setiap cinta seakan cinta terakhirmu.. . dan baru kamu akan belajar cara memberi…..

Perlakukan setiap hari seakan hari terakhirmu.. … dan baru kamu akan belajar cara menghargai.. ….

Jangan pernah menyerah.

Keindahan Persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapatmempercayakan rahasiamu…

Jangan biarkan selisih paham merusak indahnya persahabatan. ..

Ingatlah bahwa kasih yang paling indah dan sukses yang terbesar,mengandung banyak resiko…

Yakinlah pada dirimu ketika kamu berkata: ?“Aku mencintaimu. ..”

When we feel love and kindne ss toward others, it not only makes others feel loved and cared for, but it helps us also to develop inner happiness and peace.

Ubah pertanyaanmu, ubah hidupmu

Salah satu teknik pemecahan masalah (problem solving) yang relatif sederhana tapi ampuh adalah dengan mengajukan pertanyaan memakai 5W+1H,
yaitu Why, What, Where, When, Who dan How.

Dengan lima kata tanya ini maka kita akan berusaha menyelidiki atau memecahkan suatu masalah secara menyeluruh dari segala aspek. Ada juga cara yang lebih ampuh yaitu dengan teknik 5W (Five Why’s) yaitu dengan bertanya lima kali why secara bertingkat mengapa suatu peristiwa terjadi, sehingga akan ditemukan alasan utama atau penyebab dasar (root cause) terjadinya sesuatu (bukan hanya sekedar symptom atau gejala).

Kedua teknik bertanya ini dipakai oleh para manajer, sejarawan, peneliti, ilmuwan atau siapapun untuk memecahkan berbagai persoalan dan terbukti cukup efektif untuk menemukan solusi.
Tetapi di dalam pengembangan pribadi, agar hidup kita bertumbuh, semakin berkualitas, dan memiliki tanggungjawab, maka kita perlu memilih pertanyaan-pertanyaan yang tepat, khususnya kepada diri sendiri (self talk) dan juga kepada orang lain.

Marilah kita perhatikan beberapa contoh pertanyaan berikut ini :
“Mengapa anak buahku susah diatur ?”
“Mengapa hal ini terjadi padaku ?”
“Mengapa susah sekali menjual produk ini ?”

Pertanyaan-pertanyaan diatas akan membuat kita merasa tidak baik (feel bad), tak berdaya dan seolah-olah memposisikan diri kita sebagai korban keadaan. Pertanyaan-pertanyaan ini memiliki ‘aura’ negatif yang pada gilirannya akan menghadirkan sikap negatif pula buat kita.

Berikutnya mari kita ucapkan beberapa pertanyaan yang lain di bawah ini :
“Kapan harga produk kita bisa lebih bersaing ?”
“Kapan saya dapat menemukan orang-orang yang berkualitas ?”
“Kapan ia dapat lebih menghargai posisiku ?”

Pertanyaan-pertanyaan ini juga tak lebih baik karena akan memberikan kesan seolah-olah kita hanya bisa menunggu, menunda atau pasrah pada keadaan. Walaupun saya yakin Anda tidak bermaksud untuk menunggu atau menunda, tapi itulah yang kita tangkap dari pertanyaan-pertanyaan ini.

Dan mari kita simak satu jenis pertanyaan lagi berikut ini :
“Siapa yang menyebabkan masalah ini ?”
“Siapa yang bisa lebih baik dari saya ?”
“Siapa yang bisa menjelaskan visi perusahaan ?”


Sekali lagi, mari kita rasakan. Tanpa kita sadari bahwa dengan pertanyaan-pertanyaan ini sesungguhnya kita telah mencari ‘kambing hitam’, tidak mau introspeksi dan melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain.

Apa arti ini semua ?” Kita perlu hati-hati dalam membuat pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan yang salah akan membuat kita merasa tak berdaya, pesimis, pasrah pada keadaan, semakin lari dari tanggungjawab dan menyalahkan orang lain, yang pada akhirnya akan membuat kita semakin jauh dari kesuksesan.

Kemudian marilah kita berpaling kepada pertanyaan-pertanyaan berikut :
“Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi ?”
“Bagaimanakah caranya agar penjualan saya bulan ini bisa meningkat 10% ?”
“Apa benefit tambahan yang bisa saya tawarkan kepada customer ?”
“Bagaimana caranya agar saya lebih kreatif ?”
“Apa yang bisa saya kerjakan agar team ini menang ?”
“Bagaimana caranya agar prestasi saya bisa lebih baik ?”

Sekarang bagaimana rasanya ? Saya yakin dengan memakai kata “Apa” dan “Bagaimana”, Anda akan merasa lebih enak (feel good), lebih berdaya, dan lebih bertanggungjawab dibandingkan tiga jenis pertanyaan sebelumnya yang menggunakan kata “Mengapa”, “Kapan” dan “Siapa”.

John G. Miller dalam bukunya “The Question Behind The Question”, memberikan tips agar pertanyaan-pertanyaan Anda lebih berbobot sehingga bisa membuat Anda bertumbuh, lebih bertanggungjawab dan mampu mengubah kehidupan Anda ke arah lebih baik. Inilah tips nya :

a.. Mulai pertanyaan dengan “Apa” atau “Bagaimana”, bukan “Mengapa”, “Kapan” atau “Siapa”.

b.. Pertanyaan diusahakan mengandung kata “Saya”, bukan “Mereka”, “Kamu” atau “Kami”

c.. Berfokus kepada tindakan, misalnya mengandung kata-kata “melakukan”, “mencapai”, “membuat” atau yang sejenisnya.

Tips diatas bukan berarti kita tidak boleh membuat pertanyaan dengan memakai kata-kata “Mengapa”, “Kapan” atau “Siapa”. Tentu saja boleh-boleh saja menggunakan ketiga kata itu untuk menggali gagasan, melakukan analisis, memecahkan masalah atau melakukan tindak lanjut. Tetapi untuk melakukan perubahan dan tindakan yang positif, maka yang terbaik adalah memulai dengan “Apa” atau “Bagaimana”, memakai kata ganti orang pertama (”Saya”) dan action oriented.

Marilah mulai saat ini kita mengubah pertanyaan-pertanyaan kita dengan memakai formula diatas. Dengan mengubah pertanyaan, maka hidup Anda anda berubah.


Thanks to mas Edypriyanto

Kegagalan Kado Berharga

Ada sebuah cerita yang menarik nih. Silahkan diambil nilai-nilai positifnya, tapi jangan ambil yang negatif.


Terbayang dalam sebuah artikel, penulis pernah menyinggung : Ketika ia baru keluar dari dinas tentara, hanya mengantongi ijazah SMU, tidak ada satu pun ketrampilan, sehingga terpaksa kerja di sebuah perusahaan percetakan menjadi kurir.

Suatu hari, anak muda ini mengantar penuh muatan berisi puluhan buku ke kantor berlantai 7 di suatu perguruan tinggi ; ketika dia memanggul buku-buku tersebut menunggu di lift, seorang satpam yang berusia 50-an menghampirinya dan berkata : “Lift ini untuk profesor dan dosen, lainnya tidak diperkenankan memakai lift ini, kau harus lewat tangga!”

Anak muda memberian penjelasan pada satpam itu : “Saya bukan mahasiswa, saya hanya ingin mengantar buku semobil ini ke kantor lantai 7, ini kan buku pesanan sekolah!”

Namun, dengan beringas satpam itu berkata : “Saya bilang tidak boleh ya tidak boleh, kau bukan profesor atau pun dosen, tidak boleh menggunakan lift ini! Kedua orang itu berdebat cukup lama di depan pintu lift, tetapi satpam tetap bersikeras tidak mau mengalah.

Dalam benak anak muda itu berpikir, jika hendak mengangkut habis buku semobil penuh ini, paling tidak harus bolak-balik 20 kali lebih ke lantai 7, ini akan sangat melelahkan! Kemudian, anak muda itu tidak dapat menahan lagi satpam yang menyusahkan ini, lantas begitu pikirannya terlintas, ia memindahkan tumpukan buku-buku itu ke sudut aula kemudian pergi begitu saja.

Setelah itu, anak muda menjelaskan peristiwa yang dialaminya kepada bos, dan bos bisa memakluminya, sekaligus juga mengajukan surat pengunduran diri pada bosnya, dan segera setelah itu ia pergi ke toko buku membeli bahan pelajaran sekolah SMU dan buku referensi.

Sambil meneteskan air mata ia bersumpah, saya harus bekerja keras, harus bisa lulus masuk ke perguruan tinggi, saya tidak akan membiarkan dilecehkan orang lagi. Selama 6 bulan menjelang ujian, anak muda ini belajar selama 14 jam setiap hari, sebab ia sadar, waktunya sudah tidak banyak, ia tidak bisa lagi mundur, saat ia bermalas-malasan, dalam benaknya selalu terbayang akan hinaan security yang tidak mengizinkannya memakai lift, membayangkan diskriminasi ini, ia segera memacu semangatnya, dan melipatkan gandakan kerja kerasnya.

Belakangan, anak muda ini akhirnya berhasil lulus masuk ke salah satu lembaga ilmu kedokteran. Dan kini, selama 20 tahun lebih telah berlalu, sang anak muda akhirnya berhasil menjadi seorang dokter klinik. Sang dokter merenung sejenak, ketika itu, jika bukan karena security yang sengaja mempersulitya, bagaimana mungkin ia menyeka air matanya dari hinaan itu, dan berdiri dengan berani ? Dan bukankah security yang dibecinya itu adalah budi-nya seumur hidup?


Kisah ini membuat saya teringat akan masa lalu, kala itu ketika masih duduk di bangku SMU, di kelas ada seorang murid yang nakal, prestasiya di sekolah biasa-biasa saja, tidak menonjol.

Suatu hari, guru fisika membagi sebuah soal yang rumit sebagai pekerjaan rumah, keesokannya saat masuk sekolah, hampir semua siswa tidak ada yang bisa menjawabnya, namun, hanya siswa nakal bernama Chen itu yang dapat menjelaskannya!

“Chen, katakan dengan jujur, apakah PR ini hasil kerja kakakmu? Saya tahu fisika kakakmu sangat hebat. Tahun lalu saya penah mengajarinya.”demikian tanya sang guru.“Itu memang hasil kerjaku sendiri! Guru, mana boleh Anda menuduhku demikian?””Sudahlah, kau tidak perlu bohong! Bukan hasil kerja sendiri, mengapa tidak tahu malu, bersikeras bilang hasil kerja sendiri!”sambil berdiri di podium dan dengan nada mengejek dan menyindir guru fisika itu berkata : “Sudahlah!jangan bikin malu! Saya tahu betul tarafmu, kau tidak perlu bohong padaku!”

Ketika itu, saya memalingkan kepala, dan melihat Xiao Chen menundukkan kepala, mengatup mulutnya, matanya berkaca-kaca, ia tidak membantah lagi, terus menundukkan kepala, pura-pura membaca buku, dan air matanya setetes demi setetes menitik jatuh ke atas buku pelajarannya.

Setelah ujian, Xiao Chen yang berjuang keras, akhirnya berhasil lulus ujian masuk ke Universitas Taiwan, dan setelah ke luar dari dinas militer, ia melanjutkan kuliahnya di AS. Kini, ia kembali ke negaranya dengan gelar kehormatan sebagai “doktor fisika”.

Dan saya, selamanya juga tidak lupa dengan sebait kalimatnya untukku ketika di SMU :
“Soal itu, jelas-jelas saya yang kerjakan, tapi, mengapa ia (guru fisika) tidak percaya padaku, malah menghina dan mengejekku di depan siswa, memandang rendah padaku ? Kelak, fisika saya harus lebih hebat daripada dia!

Bapak Jiang Jingguo pernah berkata : “Saat gagal harus bersabar”.

Benar, manusia, pasti ada saatnya mengalami kegagalan, tapi, saya semakin yakin!

“Kegagalan, adalah hadiah terbaik bagi remaja!”

Manusia, hanya di saat mengalami kegagalan, di persulit, didiskreditkan, di ejek dan dihina orang, baru bisa “mengingatkan diri” dan segera sadar, bukankah ini merupakan kado yang sangat berharga dalam sepanjang hidup kita?

Karena itu, jika kegagalan sekarang dapat memberikan kebahagiaan Anda di kemudian hari, bersabarlah. Sebaliknya tinggalkan, jika kebahagiaan sekarang bisa mendatangkan kemalangan Anda dikemudian hari.Setiap kegagalan, kepedihan, maupun pukulan dalam perjalanan hidup pasti ada maknanya.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Silahkan didiskusikan, respon seperti apakah yang membuat kedua orang tersebut berhasil?
Jika keberhasilan sudah terjadi atas diri Anda, bisakah Anda belajar mengampuni orang-orang yang sudah memproses kehidupan Anda? atau.... jika sampai kita belum mencapai keberhasilan itu, maukah Anda mengampuni orang-orang yang telah berperan serta memproses hidup Anda?


Dengarkanlah jawabannya dari hati nuranimu......


Thanks to Mas Edy Priyanto for the articles